Profil Desa Carul
Ketahui informasi secara rinci Desa Carul mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Carul, sebuah desa asri di Kecamatan Bumijawa, Tegal, menawarkan perpaduan unik antara potensi pertanian sayur, tradisi budaya "Kitiran" yang khas, serta tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan infrastruktur di kawasan lereng Gunung Slamet
-
Potensi Agraris
Desa Carul merupakan desa subur di lereng Gunung Slamet yang menjadi salah satu sentra penghasil sayur-mayur utama di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
-
Warisan Budaya Unik
Desa ini menjadi rumah bagi tradisi "Kitiran", kincir angin tradisional sarat filosofi yang telah ada sejak zaman penjajahan dan kini dikembangkan sebagai festival budaya.
-
Tantangan Infrastruktur dan Lingkungan
Berada di wilayah dataran tinggi, Desa Carul menghadapi tantangan nyata terkait kerawanan bencana longsor yang berdampak pada infrastruktur vital seperti jalan dan memerlukan mitigasi berkelanjutan.

Terletak di dataran tinggi yang sejuk di lereng Gunung Slamet, Desa Carul merupakan salah satu dari 18 desa di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini tidak hanya menjadi bagian penting dari lanskap agraris Tegal, tetapi juga penjaga tradisi unik yang telah bertahan lintas generasi. Dengan pesona alam pegunungan dan denyut kehidupan masyarakat yang khas, Carul menampilkan potret desa yang dinamis antara pengembangan potensi dan upaya pelestarian.
Desa Carul menjadi representasi wilayah agraris di selatan Kabupaten Tegal yang subur, dengan sektor pertanian menjadi tulang punggung utama perekonomian warganya. Namun di balik potensinya, desa ini juga menghadapi tantangan, terutama terkait dengan kondisi geografisnya yang berada di daerah rawan pergerakan tanah, sebuah fakta yang menuntut perhatian dalam perencanaan pembangunan dan mitigasi bencana.
Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
Secara administratif, Desa Carul berlokasi di Kecamatan Bumijawa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, luas wilayah Desa Carul tercatat seluas 2,87 kilometer persegi. Wilayahnya yang berada di ketinggian menjadikan desa ini memiliki hawa yang sejuk dan tanah yang subur, sangat ideal untuk budidaya tanaman hortikultura.
Kecamatan Bumijawa, sebagai induk wilayah Desa Carul, memiliki posisi strategis di bagian selatan Kabupaten Tegal. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Bumijawa yakni:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Bojong
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Pemalang
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Brebes
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Bojong dan Kabupaten Brebes
Hingga semester kedua tahun 2024, data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tegal menunjukkan jumlah penduduk Kecamatan Bumijawa mencapai 109.811 jiwa. Kepadatan penduduk di tingkat kecamatan ini mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang cukup tinggi, di mana Desa Carul menjadi salah satu komponen penting di dalamnya.
Letak geografis di lereng gunung, selain membawa kesuburan, juga membawa risiko. Pada awal tahun 2025, sebuah peristiwa tanah longsor berdampak serius pada infrastruktur jalan utama yang menghubungkan Desa Carul dengan Desa Cawitali. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, pergerakan tanah menyebabkan kerusakan jalan sepanjang 35 meter dan mengganggu jaringan pipa air bersih. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya pembangunan infrastruktur yang adaptif terhadap kondisi geologis wilayah.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan di Desa Carul dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber berita, jabatan Kepala Desa Carul diemban oleh Bapak Bukhori. Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Desa Carul menunjukkan komitmen dalam meningkatkan pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur.
Salah satu fokus perhatian pemerintah desa ialah kondisi kantor desa yang dianggap kurang representatif. Pada tahun 2020, Kepala Desa Bukhori menyuarakan harapan agar Pemerintah Kabupaten Tegal dapat merealisasikan pembangunan kantor desa yang baru untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu, pemerintah desa juga aktif dalam mengelola aset desa untuk kesejahteraan bersama. Pada awal tahun 2020, sebuah program penanaman pohon durian dan jengkol digalakkan di atas lahan bengkok (tanah kas desa) seluas lima hektar. Program ini tidak hanya bertujuan untuk penghijauan dan pencegahan longsor, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan desa di masa depan, bahkan berpotensi dikembangkan menjadi agrowisata buah.
Potensi Ekonomi dan Pertanian
Sebagai desa yang berada di kawasan agraris, sektor pertanian menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat Desa Carul. Lahan-lahan di desa ini banyak dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas sayur-mayur yang menjadi andalan, seperti cabai, tomat dan aneka sayuran daun lainnya. Hasil panen dari Desa Carul turut menyuplai kebutuhan pasar di tingkat lokal maupun regional.
Kecamatan Bumijawa secara umum dikenal sebagai lumbung sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Tegal. Selain sayuran, komoditas seperti teh dan kopi juga berkembang di wilayah ini, didukung oleh iklim pegunungan yang cocok. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari bertani, baik sebagai pemilik lahan maupun buruh tani.
Pemerintah desa berupaya untuk tidak hanya bergantung pada hasil pertanian mentah. Inisiatif pemanfaatan lahan bengkok untuk tanaman buah produktif seperti durian dan jengkol merupakan salah satu langkah diversifikasi ekonomi. Dengan pengelolaan yang baik, program ini memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) serta membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Kearifan Lokal: Tradisi Budaya Kitiran
Salah satu daya tarik utama dan keunikan Desa Carul yang tidak dimiliki desa lain ialah tradisi "Kitiran". Kitiran, atau kincir angin tradisional yang terbuat dari bambu dan kayu, bukan sekadar mainan, melainkan sebuah warisan budaya yang sarat akan nilai sejarah dan filosofi.
Menurut penuturan masyarakat setempat yang diliput oleh media, tradisi ini telah ada sejak era penjajahan Belanda, sekitar tahun 1944-1945. Kemunculannya dilatarbelakangi oleh kondisi sulit pada masa itu. Suara dengung yang khas dari kitiran yang tertiup angin kencang di sawah dan perbukitan digunakan untuk menghibur anak-anak yang menangis karena kelaparan.
Terdapat tiga jenis kitiran utama yang dikenal di Desa Carul, masing-masing dengan makna tersendiri:
Kitiran Biasa: Jenis paling dasar yang dibuat untuk hiburan.
Kitiran Angkrog: Memiliki bentuk orang-orangan di bagian belakang yang bergerak maju-mundur saat kincir berputar, konon berfungsi sebagai penolak bala dari gangguan makhluk jahat.
Kitiran Sundari: Dibuat dengan tujuan untuk mengelabui roh halus agar tidak mengganggu warga.
Untuk melestarikan dan memperkenalkan kearifan lokal ini, Pemerintah Desa Carul, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Bukhori, menggelar "Festival Barit dan Budaya Kitiran Tradisional" pada Juli 2023. Acara ini menjadi bukti keseriusan desa dalam mengangkat potensi budayanya agar lebih dikenal luas, sekaligus menjadi atraksi wisata yang menarik.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Sebagai sebuah desa yang terus berkembang, Carul menghadapi serangkaian tantangan yang perlu diatasi. Stabilitas infrastruktur, terutama jalan, menjadi isu krusial mengingat kontur wilayah yang curam dan rawan longsor. Penanganan pasca-bencana dan upaya mitigasi jangka panjang menjadi prioritas untuk menjamin konektivitas dan keselamatan warga.
Di sektor ekonomi, fluktuasi harga hasil pertanian masih menjadi persoalan klasik bagi para petani. Oleh karena itu, inovasi dalam pengolahan hasil pertanian dan pengembangan agrowisata berbasis potensi lokal dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.
Pelestarian tradisi Kitiran juga menjadi tugas bersama. Di tengah arus modernisasi, regenerasi perajin dan internalisasi nilai-nilai filosofis dari tradisi ini kepada generasi muda sangatlah penting. Dengan pengelolaan yang profesional, tradisi Kitiran tidak hanya akan lestari, tetapi juga bisa menjadi ikon yang membawa nama Desa Carul ke panggung yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Desa Carul, dengan segala potensinya, memiliki peluang besar untuk menjadi desa yang mandiri, berdaya saing, dan berakar kuat pada budayanya.